Khutbah terakhir Khalifah Umar bin Abdul Aziz rahimahulloh menjelang wafatnya: "Wahai manusia … Sesungguhnya kalian tidak diciptakan untuk bermain-main tanpa ada maksud … Dan kalian tidak dibiarkan hidup tanpa pertanggungjawaban … Dan sesungguhnya bagi kalian ada tempat kembali (padang mahsyar)… Allah yang Maha Suci lagi Maha Tinggi akan turun untuk menetapkan hukum dan mengadili kalian … Maka sungguh celaka dan merugi pada hari itu…orang yang luput dari kasih sayang (rahmat) Allah yang meliputi segala sesuatu… dan diharamkan baginya surga seluas langit dan bumi … "

Senin, 24 Oktober 2011

Problematika Pendidikan Al-Qur’an

Berikut ini kami paparkan beberapa problematika pendidikan Al-Quran, khususnya TPA, di lingkungan kita:


1. Guru mengaji makin langka.
Banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Guru ngaji, dalam pandangan masyarakat kita, bukanlah pekerjaan memberikan penghasilan memadai untuk mencukupi kebutuhan dapur. Juga, minimnya motivasi untuk meraup pahala akhirat dari amal mengajarkan Al-Quran.

2. Dana yang terbatas.
Pendapatan utama TPA adalah dari iuran santrinya. Umumnya, iuran TPA sangat minim. Iuran TPA sebagian besar dianggarkan untuk gaji guru, itupun kalau cukup karena ternyata yang nunggak lebih banyak daripada yang bayar. Yang membuat hati miris, belanja rokok ayah mereka sebulan lebih besar daripada iuran yang tidak kunjung dibayarnya. Jadi, bagaimana TPA kita punya dana lebih untuk membiayai operasional lainnya.

3. Pengelolaan yang apa adanya.
Umumnya, TPA didirikan atas inisiatif pengurus masjid dengan pengelolaan seadanya. Yang penting ada anak-anak yang diajar ngaji di masjid itu. Yang menjadi guru ditunjuk seadanya. Tanpa seleksi dan pelatihan. Hasilnya, kualitas anak didik TPA jauh dari harapan (misalnya tajwid). Ditambah lagi, para orang tua tidak begitu memahami standar pencapaian.

4. Kalah bersaing dengan pengaruh-pengaruh dari luar seperti TV, film, Video, radio, Game dan lain-lain.
Poin ini tak perlu penjelasan panjang lebar karena bagi anak, yang disebut tadi lebih menarik daripada Al-Quran. Jadi, partisipasi para orang tua untuk menegakkan disiplin belajar Al-Quran setiap hari sangat dibutuhkan.

5. Pendidikan agama di sekolah formal sangat kurang waktu dan porsinya.
Maka perlu ada jam tambahan di luar sekolah agar interaksi anak dengan Al-Quran dan pelajaran agama lebih intensif.

Wahai para orang tua, masihkah tidak khawatir dengan pendidikan Al-Quran anak kita?
Ridho-kah kita bila anak di Hari Perhitungan menjadi musuh bagi orang tuanya?


TPA Nurul Alim
Jakarta, 24/10/2011

1 komentar:

Buku Akhir Zaman mengatakan...

assalamu 'alaikum
salam kenal, artikelnya menarik seskali nih, mampir ya ke blog saya "buku panduan mengajar TPQ" http://panduantpq.blogspot.com